Dari Kandang Babi Sampai Menjadi Professor
Pessondongan, gerejatoraja.com
Rasanya tidak ada orang Toraja yang tak mengenal Prof. DR. Ir. Johnatan Parapak, M.Eng. Nama ini menjadi sangat terkenal di seantero penjuru sangtorayaan, sebutan untuk warga Toraja dimanapun berada. Dapat disebut bahwa lelaki asal kampung La'bo' ini adalah salah satu orang Toraja yang sukses dalam hidupnya. Namun tidak banyak yang tahu bahwa kesuksesan Parapak tersebut justru dimulai dari kandang babi.
"Saya mempersiapkan masa depan saya dari kandang babi. Waktu saya sekolah dulu belum ada listrik, jadi saya belajar di kandang babi menggunakan penerangan dari kayu yang dibakar untuk memasak makanan babi. Sebab, sejak kecil saya bertugas untuk memasak makanan babi", ungkap Parapak saat menjadi pembicara inspirasional dalam acara Kamp Nasional Remaja I yang digelar oleh Pengurus Pusat Sekolah Minggu Gereja Toraja di Pesondongan (31/7).
Yang luar biasa bagi Parapak, sekalipun belum pernah melihat listrik, namun ia justru mendapat tawaran beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke Australia untuk mempelajari tentang kelistrikan. Momentum tersebut tidak disia-siakan oleh Parapak. Berbekal doa, kerja keras, ketekunan dan semangat pantang menyerah, Parapak berhasil menyelesaikan pendidikan di negeri Kanguru tersebut. Saat kembali ke Indonesia, di saat usianya baru menginjak 36 tahun, dia sudah terpilih sebagai Direktur Utama PT. Indosat, dan menjadi direktur termuda dalam sejarah perusahaan itu. Di tangannya, Indosat menjelma menjadi perusahaan raksasa di tanah air.
Sejumlah jabatan pernah disandangya seperti sekretaris jenederal Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, anggota DPR/MPR, menjadi manajer di lebih dari 10 perusahaan nasional dan internasional serta menjadi Rektor dari 2 Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia, salah satunya Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta yang tahun ini jabatannya sudah memasuki tahun ke 10. Namun Parapak sangat menyadari bahwa pencapaiannya ini tidak terlepas dari rencana dan kehendak Tuhan.
"Jika saya bisa seperti ini, siapakah saya. Saya hanyalah alat di tangan Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain. Semua ini hanya terjadi karena kemurahan Tuhan", tandas mantan Ketua Umum Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia ini tegas.
Parapak menantang para remaja untuk belajar keras dan menjadi yang terbaik. Parapak mengajak peserta kampnas untuk memperebutkan program beasiswa yang disiapkan setiap tahun melalui UPH dan sejumlah yayasan yang dipimpin Parapak.
"Setiap tahun kami memberikan beasiswa bagi 500 guru dan 500 perawat dari seluruh Indonesia. beasiswa ini adalah beasiswa penuh, mulai dari biaya sekolah, biaya penginapan sampai biaya hidup. Kami mendedikasikan ini untuk membangun peradaban pendidikan dan kesehatan yang menjangkau semua orang Indonesia sampai ke daerah-daerah pelosok", tegas mantan Ketua Umum Panitia Sidang Sinode Am XXII Gereja Toraja ini mantap.
Diakhir pemaparannya, Parapak mendorong semua remaja Gereja Toraja untuk memiliki kepercayaan diri dalam membangun relasi dan pertemanan. "Percaya diri adalah penyakit orang Toraja sejak dahulu. Dan tugas kita adalah terus berusaha dan belajar agar menjadi remaja dan pemuda yang percaya diri. Jangan ada kata saya ini tidak bisa karena saya orang kampung, saya miskin, saya tidak punya apa-apa. Ingatlah bahwa di mata Tuhan, kita adalah orang-orang yang sangat luar biasa. Kita adalah orang-orang yang penting, bahkan sangat penting bagi Tuhan. Itulah sebabnya, bersama Tuhan kita pasti bisa melakukan banyak perkara, sampai perkara-perkara yang besar sekalipun. Hanya orang-orang penting yang akan menghargai dirinya dan berusaha memaksimalkan potensinya. Sambil tetap mengingat Firman Tuhan, bahwa apapun yang kamu kerjakan, lakukanlah dengan sepenuh hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, imbuh Ketua Umum Yayasan Injil Masuk Toraja ini mengakiri paparannya. [Unu]