Surat Terbuka Ketua Sinode Gereja Bali kepada Presiden Jokowi
Evangelical Mission in Solidarity (EMS), sebuah badan misi yang berbasis di Jerman baru saja merilis surat terbuka Bishop Ketut Waspada, Ketua Sinode Gereja Kristen Protestan Bali (GKPB). Dalam surat terbuka itu, Pdt. Waspada menulis "Hanya Tuhan yang memiliki kekuatan untuk melestarikan atau mengakhiri hidup ciptaan-Nya. Hidup kita ada di tangan Tuhan. Pdt. Waspada menuliskan kalimat tersebut sebagai bentuk perlawanan terhadap hukuman mati yang diterapkan di Indonesia, khususnya menjelang eksekusi mati dua penyelundup narkoba Australia. Hukuman mati sebenarnya sudah dihapuskan di Indonesia pada tahun 2008 namun digunakan kembali pada tahun 2013. Pada bulan Januari, lima warga negara asing dan Indonesia telah dieksekusi karena perdagangan narkoba.
Pdt. Waspada berdiri untuk Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang berusaha menyelundupkan delapan kilogram heroin dari Bali ke Australia pada tahun 2005. Mereka dijatuhi hukuman mati sebagai pemimpin kelompok kelompok yang disebut Bali Nine. Pada akhir Januari, Presiden Jokowi menolak permohonan grasi meskipun protes internasional besar-besaran. Mengingat diperkirakan 4,5 juta pecandu narkoba di Indonesia, Jokowi ingin menunjukkan bahwa dia melakukan sesuatu untuk membendung krisis obat. Di penjara, Andrew Chan menemukan imannya kepada Yesus Kristus.
GKPB adalah salah satu dari sembilan gereja anggota Indonesia dari Evangelical Mission in Solidarity-EMS (Termasuk Gereja Toraja-Red). Anggota mereka telah menggantungkan harapan besar kepada Jokowi dan bersama untuk konsolidasi demokrasi, toleransi beragama, distribusi yang lebih adil dari kekayaan dan reformasi sistematis birokrasi yang korup.
Pdt. Waspada selau Ketua Dewan Antar Gereja Provinsi Bali, meminta dalam surat terbuka itu, "Jika kita benar-benar berpikir tentang generasi muda kita dan kita tidak ingin mereka untuk menghancurkan kehidupan mereka dengan penyalahgunaan narkoba, kenapa tidak kita menggunakan orang seperti Andrew Chan untuk meyakinkan orang-orang muda dari bahaya narkoba? Kesaksiannya pasti lebih mengena daripada kata-kata seorang ilmuwan atau pendeta." [Sumber: EMS Pressrelease]